Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer

Moderasi Beragama Berbasis Komunitas

Abstract

Moderasi beragama dengan keberterimaan tanpa syarat adalah cita-cita semua manusia di dunia ini, karena itu jejak DNA yang paling dasar dalam diri manusia adalah kedamaian. Maka dari itu manusia harus membenci kekerasan atas nama apapun. Manusia harus saling menghargai, menerima, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Terciptanya gerakan moderasi beragama tidak bisa lepas dari jalan panjang meilitasi sistem sosial yang telah mengerah ke kehancuran sistem sosial. Berita-berita yang disodorkan terlevisi dan di beranda-beranda media sosial tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, pemerkosaan, pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kekerasan sosial dan kekerasan di dalam rumah tangga, bullying serta konflik di masyarakat karena perbedaan inter dan antar umat beragama. Tulisan ini mengasumsikan bahwa semua problem-problem sosial yang melibatkan individu, kelompok dan organisasi dalam masyarakat bermula dari perjumpaan yang tidak normal. Karena setiap saat manusia tidak dapat menghindari suatu perjumpaan dan menggunakan berbahasa maka perbaikannya dimulai di ranah itu. Mempertimbangkan bahwa perbaikan sistem sosial untuk menciptakan moderasi agama tidak boleh elitis yang memakan biaya mahal maka pendekatannya haruslan dengan pendekatan populis bengkelnya terdapat pada  komunitas perjumpaan yang diberi nama Komunitas Sekolah Perjumpaan.. Sekolah perjumpaan merupakan teknologi sederhana namun sangatlah prinsipil yaitu bagaimana mengoptimalisasi perjumpaan dan mengedepankan tindakan berbahasa.

Keywords

Moderasi Beragama, Komunitas, Perjumpaan, Tindakan Berbahasa

PDF

References

  1. Afdhal, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta: LIPI Press, 2005).
  2. Fahri, Mohamad , dan Ahmad Zainuri, Moderasi Beragama di Indonesia, Jurnal Intizar, Volume 25, Nomor 2, Edisi Desember 2019.
  3. Fauzi, Ahmad, Moderasi Islam, Untuk Peradaban dan Kemanusiaan, Jurnal Islam Nusantara, Vol. 02 No. 02 (Juni, 2018).
  4. Muadz, M. Husni, Sekolah Perjumpaan: Normalisasi Menuju Relasi Sosial yang Terbuka, Toleran dan Saling Berterima pada Masyarakat yang Hiterogen. (Mataram: GH Publishing 2017).
  5. ___________, Anatomi Sistem Sosial: Rekonstruksi Menggunakan Nalar Sistem, (Mataram: Institut Pembelajaran Gelar Hidup, 2016).
  6. ___________, Ilmu Syari’ah sebagai Practical Science “Menghadirkan Kembali Agenda Dasar Keilmuan Yang Hilang”, Makalah, Diselenggarakan oleh: Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram di Hotel Jayakarta. Sabtu, 10 Oktober 2015.
  7. ___________, Sekolah Perjumpaan. (Mataram: Dewan Pakar PB NW, 2017)
  8. Putrawan, Agus Dedi, Sekolah Perjumpaan Sebagai Gerakan Dakwah Berbasis Komunitas, Jurnal Lentera, Vol. 11, No.2, (Desember 2018).
  9. Quddus, Abdul, Perjumpaan school: a new model of character learning in plural community, Attarbiyah: Journal of Islamic Culture and Education, VOL. 5 No. 2, (December, 2020).
  10. Tim, Buku Pedoman Sekolah Perjumpaan, (Mataram: Sanabil, 2017).
  11. Wahab dan Ahmad, Model Penguatan Pendidikan Karakter pada Sekolah Perjumpaan di Nusa Tenggara Barat, Jurnal SMaRT Volume 07, Nomor 01, Edisi Juni 2021.
  12. Yunanto, Sri, Gerakan Militan islam di indonesia dan Asia Tenggara, (Jakarta: Ridep Institute, 2003).