Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer

Moderasi Beragama Di Ruang Publik Dalam Bayang-Bayang Radikalisme

Abstract

Moderasi beragama dan saling mencintai menjadi cita-cita manusia di dunia ini, karena itu jejak yang paling dasar dalam diri manusia. Maka dari itu, kita harus membenci kekerasan atas nama apapun, baik itu agama, dan kemanusiaan. Manusia harus saling menghargai, menerima, menghormati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan atas nama agama sering dijadikan alat legitimasi aksi dan reaksi kekerasan, baik radikalisme maupun terorisme oleh para pengusungnya. Kemunculan gerakan radikalisme dan terorisme yang didorong oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Hal ini dapat ditelusuri dari gejala radikalisme di masyarakat, yang ditandai dengan adanya kecenderungan individu maupun kelompok untuk menafsirkan teks secara leterlek serta mengabaikan konteks, ingin penegakan syari’ah, dan cenderung intoleransi terhadap sesama manusia. Dalam artikel ini, penulis menawarkan bahwa moderasi beragama harus hidup di ruang publik, meski dibayang-bayangi oleh radikalisme. Meskipun dalam bayang radikalisme, moderasi beragama harus menjadi jalan keluar di tengah masyarakat yang pluralis dan harus diangkat pada ruang publik sebagai ruang demokratis, yang mana warga negara dapat menyatakan opini, kepentingan, dan kebutuhan mereka secara diskursif. Berkomunikasi mengenai kegelisahan-kegelisahan politisnya, bebas menyatakan sikap, dan argumen, terlibat dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama, bukan ditentukan oleh satu individu; Presiden, Tuan guru, Pejabat, Pendeta, Dan Kepala Suku. Ia bersifat bebas dari pengaruh siapapun termasuk pemerintah dan harus mudah diakses oleh semua anggota masyarakat.

Keywords

Moderasi beragama, Ruang Publik, Radikalisme

PDF

References

  1. Daftar Pustaka
  2. (http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar. 06/03/2014 15:04 WIB, diunduh Jum’at 18 September 2014)
  3. AR, Solikin, H. Nur, Agama dan Problem Mondial Mengurai Dan Menjawab Problem Kemasyarakatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)
  4. Dale F. Eickelman, Islam dan Pluralism, Dalam Bassam Tibi, et al, Etika Politik Islam“Civil Society, Pluralism, dan Konflik”(Jakarta: ICIP, 2005)
  5. ----------------, Muslim Politics (United States of America by Princeton University Press, 1996)
  6. Fairclough, Norman, Discourseand Social Change, (Cambridge: Polity Press, 1992)
  7. Gole, Nilufer, “Public Space Democracy”(An article from www.eurozine.com),
  8. ----------------, “The Forbidden Modern Civilization and Veiling” (USA: The University of Michigan Press, 1996)
  9. Habermas, Jurgen, The Structural Transformation of The Public Sphere, An Inquiry IntoA Category of Bourgeois Society,Terj. Yudi Susanto (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007)
  10. Hamdi, Saipul, Nahdlatul Wathan di Era Reformasi Agama, Konflik Komunal dan Peta Rekonsiliasi (Yogyakarta: KKS Jogjakarta dan Nawa Institute Kalimantan Timur, 2014)
  11. Hardiman, Budi, Fransisco, Ruang Publik (Yogyakarta: Penerbit Kansius, 2010)
  12. Hasan, Noorhaidi, Islam Politik di Dunia Kontemporer; Konsep, Geneologi dan Teori” (Yogyakarta: Suka Press, 2012)
  13. Hefner, W. Robert, dalam buku Mengelola Keragaman dan Kebebasan Beragama di Indonesia: Sejarah, Teori dan Advokasi, Program Studi Agama dan Lintas Budaya; Center for Religious and Cross-cultural Studies (Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 2014)
  14. Hoexter, Miriam dkk, The Public Sphere in Muslim Societies (State University of New York Press, 2002)
  15. Huntington, P. Samuel “The Clash of Civilization-Or, the West Against the Rest, Foreign Affairs” 1993
  16. Putrawan, Agus Dedi, “Diskriminasi Kaum Ahmadiyah di Lombok NTB Analisis Nasionalisme Elnest Gellner” Jurnal Komunitas (Volume 7, Nomor 2, Desember 2015)
  17. ----------------, “Publik Islam dan Masa Depan Demokrasi di NTB” Jurnal Komunitas (Volume 7, Nomor 1, Juni 2015)
  18. Qodir, Zuly, “Peran Ulama Mempertahankan NKRI dan Ke-Indonesia-an”, Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional “Peran Ulama Menyelamatkan Indonesia” dalam rangka Hut Fakultas Dakwah, 11/11.2014.
  19. Salvatore, Armando dan Eickelman, James, Public Islam and the Common Good (Leiden: Boston Brill, 2004)
  20. Zuhdi, Arifin, M. Kontra Radikalisme & Terorisme: Counter Terhadap Ideologi Radikal (Mataram: Sanabil, 2016)